KEPEMIMPINAN
DAN ORGANISASI PENDIDIKAN
Makalah ini disusun
guna untuk memenuhi tugas
mata kuliah manajemen pendidikan
Dosen
pembimbing : Drs. Maswan, M.M.
Disusun
Oleh Kelompok 3:
1. Ahmad Baedlowi (Ketua)
2. Ahmad Sholahuddin (Wakil Ketua)
3.
Amalia Khasanah (Sekretaris 1)
4. Fathurin Taufana (Sekretaris 2)
5. Dewi Mustika (Bendahara)
INSTITUT ISLAM
NAHDLATUL ULAMA’(INISNU)JEPARA
FAKULTAS TARBIYAH
SEMESTER IV A
Jln.Taman Siswa No 9
Pekeng Tahunan Jepara
Kode Pos 59427, telp/FAX (0291)593132
KATA PENGANTAR
Rasa Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME. Karena limpahan rahmat dan
hidayahnya kami bisa melaksanakan tugas sebagai insan, serta masih diberi
kesempatan untuk mencari ilmu, sehingga kami bisa menulis serta menyelesaikan
makalah Manajemen Pendidikan yang sederhana ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari Zaman Jahiliyah menuju Addinul Islam
yang terang benderang.
Bergema seiring nada mengalunkan kata hati yang senantiasa mengungkapkan
getaran jiwa, Penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan
kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Makalah ini kami beri judul “ Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan”, adalah sebagai sarana kami menuntut ilmu, serta guna memenuhi tugas
semester 4 Tahun Akademik 2012. Dan kami berterima kasih kepada Bapak Drs. Maswan, M.M., Selaku dosen
pembimbing, serta semua pihak yang telah membantu kami, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan, kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam tulisan yang
sederhana ini, serta masukan yang positif, saran dan kritik untuk kesempurnaan
makalah ini, serta untuk menambah ilmu yang sangat kami harapkan.
Akhirnya kepada Illahi kita berharap dan berdo’a, semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi penyusun umumnya bagi pembaca dan tercatat sebagai
amal saleh dan menjadi motivator bagi kami. Amin …
Jepara, 24 April 2013
Penulis
( Kelompok 3)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah........................................................... 2
C.
Tujuan
Penulisan............................................................. 2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kepemimpinan Pendidikan
1.
Pengertian Kepemimpinan Pendidikan…………. 3
2.
Fungsi Kepemimpinan Pendidikan……………... 3
3.
Tipe-Tipe Kepemimpinan Pendidikan………….. 4
B. Organisasi Pendidikan
1.
Organisasi
dan Organisasi Pendidikan…………… 5
2.
Aspek-Aspek
Organisasi…………………………. 6
3.
Jenis-Jenis Organisasi……………………………. 7
BAB III PENGAKIRAN
A.
Simpulan ……………………………………………… 9
B.
Penutup ……………………………………………….. 9
DAFATAR PUSTAKA …………………………………………. 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Kepemimpinan merupakan bagian
penting dari manajemen yaitu merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran
utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer
yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke
arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka
tidak berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Guna menyikapi tantangan
globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan
tajam.
Sebuah sekolah adalah organisasi pendidikan
yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi.
Untuk membantu para kepala sekolah di dalam mengorganisasikan sekolah secara
tepat, diperlukan adanya satu esensi pemikiran yang teoretis, seperti kepala
sekolah harus bisa memahami teori organisasi formal yang bermanfaat untuk
menggambarkan kerja sama antara struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab itu
dikatakan bahwa” keberhasilan sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin
yang berhasil..
Masalah kepemimpinan pendidikan saat
ini menunjukan kompleksitas, baik dari segi komponen manajemen pendidikan,
maupun lingkungan yang mempengaruhi keberlangsungan suatu pendidikan. Persoalan
yang muncul bisa sepontan, bisa berulang-ulang, makanya diperlukan interaksi
yang kreatif dan dinamis antar kepala sekolah , guru dan siswa.
Keberhasilan pendidikan di sekolah
juga sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga
kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu
komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala
sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan
serta pemeliharaan sarana dan prasarana . Hal tersebut menjadi lebih penting
sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang
menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Dalam perannya
sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan
dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.[1]
Dari beberapa hal diatas
memungkinkan kami untuk mengkaji kepemimpinan dan organisasi pendidikan yang
akan kami tuangkan dalam makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian kepemimpinan pendidikan?
2.
Apa
fungsi kepemimpinan pendidikan?
3.
Bagaimana
tipe-tipe kepemimpinan pendidikan?
4.
Apa
yang dimaksud dengan organisasi pendidikan?
5.
Apa
jenis-jenis oraganisasi pendidikan?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian kepemimpinan pendidikan.
2.
Untuk
mengetahui fungsi kepemimpinan pendidikan.
3.
Untuk
mengetahui tipe-tipe kepemimpinan pendidikan.
4.
Untuk
mengetahui maksud organisasi pendidikan.
5.
Untuk
mengetahui jenis-jenis oraganisasi pendidikan.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI
PENDIDIKAN
A. KEPEMIMPINAN
PENDIDIKAN
1.
Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan pendidikan mengandung dua
pengertian ialah “pendidikan” yang mengandung arti lapangan apa dan dimana
kepemimpinan itu berlangsung. Sedangkan pengertian “kepemimpinan” bersifat
universal, berlaku dan terdapat dalam berbagai bidang kegiatan hidup manusia.
Secara umum “kepemimpinan” dapat
dirumuskan sebagai kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk
dapat mempengaruhi mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan dan kalau perlu
memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat
sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau tujuan-tujuan
tertentu.
Sedang Kata “pendidikan” menunjukkan
arti yang dapat dilihat dari dua segi yaitu: pendidikan sebagai usaha atau
proses mendidik dan mengajar seperti yang dikenal sehari-hari. Pendidikan sebagai
ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah tentang hakekat dan kegiatan
mendidik dan mengajar dari zaman ke zaman dan mengajar dengan segala
cabang-cabangnya yang telah berkembang begitu luas dan mendalam.
Dari titik tolak itu dapatlah
disimpulkan pengertian “kepemimpinan pendidikan” adalah sebagai satu kemampuan
dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakan orang-orang lain yang
ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan
efisien di dalam pencapaian tujuan-tujuan
pendidikan.
2.
Fungsi
Kepemimpinan Pendidikan
Fungsi utama pemimpin pendidikan
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Pemimpin membantu terciptanya
suasana persaudaraan, kerja sama dengan penuh rasa kebebasan.
b. Pemimipin membantu kelompok untuk
mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan
kepada kelompok dalam menetapkan dan menjeaskan tujuan.
c. Pemimpin membantu kelompok dalam
menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi
untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
d. Pemimpin bertanggung jawab dalam
mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemimimpin memberi kesempatan
kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung
jawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan
dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.
e. Pemimpin bertanggungjawab dalam
mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.[2]
3.
Tipe-Tipe
Kepemimpinan Pendidikan
Konsep seorang pemimpin pendidikan
tentang kepemimpinan dan kekuasaaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap
kepemimpinan, sifat dan kegiatan yang dikembangkan dalam lembaga pendidikan yang
akan dipimpinnya sehingga akan mempengaruhi
kualitas hasil kerja yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut.
Berdasarkan konsep, sifat, sikap,
dan cara-cara pemimpinan tersebut
melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang
dipimpinnya, maka ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu: tipe otoriter, tipe
laissez faire dan tipe demokrasi.
a. Tipe otoriter (the autocratic style
of leadership)
Pada kepemimpinan yang otoriter,
semua kebijakan atau “policy” dasar ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan
pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada bawahannya. Semua perintah, pemberian
tugas dilakukan tanpa mengadakan konsultasi sebelumnya dengan orang-orang yang
dipimpinnya. Pemimpin otoriter berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya
tergantung pada dirinya. Dia bekerja sungguh-sungguh, belajar keras, tertib dan
tidak boleh dibantah.
b. Tipe Laissez faire (laissez-faire
style of leadership)
Dalam tipe kepemimpinan ini
sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya
berbuat sekehendaknya. Pemimin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi
terhadap pekerjaan bawahannya.
Pembagian tugas dan kerja sama
diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari
pemimpin. Kekuasaan dan tanggung jawab tersimpang siur, berserakan secara tidak
merata diantara anggota kelompok. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan
bentrokkan. Tingkat keberhasian organisasi atau lembaga semata-mata disebabkan
karena kesadaran dan dedikasi beberapa kelompok, dan bukan karena pengaruh dari
pemimpin. Stuktur organisasinya tidak jelas dan kabur, segala kegiatan tersebut
dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pemimpin.
c. Tipe demokratis (demokratic style of
leadership)
Dalam tipe kepemimpinan ini seorang
pemimpin selalu mengikut sertakan seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil
keputusan, kepala sekolah yang bersifat demikian akan selalu menghargai
pendapat anggota/guru-guru yang ada dibawahnya dalam rangka membina sekolahnya.[3]
B.
ORGANISASI PENDIDIKAN
1. Organisasi dan Organisasi
Pendidikan
Organisasi
didefinisikan secara beragam oleh berbagai ahli. Variasi definisi didasarkan
pada sudut pandang dan waktu ahli ketika mendefinisikan.perkembangan kajian
organisasi dari organisasi sederhana mengarah pada pola organisasi yang
kompleks yang dicirikan oleh konektifitas organisasi yang tidak terbatas antara
unit-unit organisasi dengan lingkungannya.
Gibson,
Ivancevich, dan Donnelly mendefinisikan organisasi sebagai “wadah yang
memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh
individu secara sendiri-sendiri”.lebih lanjut ketiganya menyebutkan bahwa
organisasi adalah suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang
berfungsi mencapai suatu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran. Definisi
ini menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan bersama secara lebih
efektif dan efisien melalui koordinasi antar unit organisasi.
Stephen
P.Robbins mendefinisikan organisasi: “Kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
didefinisikan, yang bekerja atas dasar yang relatif, dalam mencapai suatu
tujuan bersama atau sekelompok tujuan”.
Dari
beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa organisasi itu adalah
sebagai berikut: “suatu sistem interaksi
antar orang yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana sistem
tersebut memberikan arahan perilaku bagi anggota organisasi.
Dari
pengertian tentang organisasi tersebut dapat dipahami bahwa elemen-elemen yang
terdapat dalam umumnya dalam organisasi terdapat pula dalam organisasi
pendidikan, contoh yang paling konkrit yang data dikemukakan sebagai organisasi
pendidikan adalah lembaga-lembaga pendidikan, organisasi sekoah dan perguruan
tinggi kususnya.
2.
Aspek-Aspek
Organisasi
Aspek-aspek
organisasi adalah komponen-komponen yang harus ada dalam suatu
organisasi.keberadaan komponen ini sebagai pilar dari suatu organisasi.artinya
jika salah satu komponen tidak berfungsi,maka organisasi tidak akan berjalan.
Dalam pandangan sistem organisasi mengalami enthropi, yaitu kondisi dimana
organisasi dikategorikan hancur (dalam tanaman digambarkan sebagai kondisi
kayu).
O’Connor
.T. mengungkapkan bahwa organisasi setidaknya harus memiliki empat komponen
utama yaitu: mission (misi), goals (tujuan), objectives (sasaran-sasaran), dan
behavior (perilaku).
Mission
adalah alasan utama keberadaan organisasi. Goals
adalah tujuan-tujuan umum atau tujuan divisi-divisi fungsional organisasi
yang dihubungkan dengan stake holder organisasi. Objektives adalah hasil/sasaran yang spesifik, terukur dan terkait
dengan tujuan. Seperti peningkatan nilai Ujian Nasional (UN) sebesar 0,5 dalam
waktu satu tahun kedepan. Sasaran ini biasanya mencantumkan batasan waktu dan
siapa yang bertanggungjawab atas sasaran tersebut. Behavior mengacu kepada produktifitas dari tugas-tugas rutin
pegawai. Pertanggungjawaban perilaku dalam pencapaian tujuan merupakan fungsi
personalia. Dalam kebanyakan desain organisasi formal, komunikasi berada
diantara perilaku dan tujuan.[4]
3. Jenis-Jenis Organisasi
a.
Organisasi Formal
Organisasi
formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keberadaan
struktur organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi formal dan
informal. Struktur dalam organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan
penugasan kewajiban dan tanggungjawab kepada personil dan untuk membangun
hubungan tertentu diantara orang-orang pada berbagai kedudukan.sekolah dasar
merupakan contoh sebuah organisasi formal.
Struktur
dalam organisasi formal memperlihatkan unsur administratif berikut:
1)
Kedudukan. Struktur menggambarkan
letak/posisi setiap orang dalam organisasi tanpa terkecuali.
2)
Hirarki Kekuasaan, struktur digambarkan
suatu rangkaian hubungan antara satu orang dengan orang lainnya dalam suatu
organisasi. Rangkaian hubungan ini mencerminkan suatu hirarki kekuasaan yang
inheren dalam setiap kedudukan.
3)
Kedudukan garis dan staf. Organisasi
garis menegaskan struktur pengambilan keputusan, jalan permohonan dan saluran
komunikasi rsemi untuk melaporkan informasi dan mengeluarkan instruksi,
perintah dan petunjuk pelaksanaan. Kedudukan garis adalah kedudukan yang diserahi
kekuasaan administratif umum dalam arus langsung dari tempat paling atas ke tempat
yang paling bawah. Kedudukan staf mewakili keahlian-keahlian khusus yang
diperlukan bagi berfungsinya kedudukan garis tertentu dengan pasti.
b.
Organisasi Informal
Keberadaan
organisasi informal ini dapat dilihat dari tiga karakteristik, yaitu norma
perilaku, tekanan untuk menyesuaikan diri, dan kepemimpinan informal.
Norma
perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi perilaku bersama yang
ditetapkan oleh kelompok (orang-orang dalam organisasi) dalam sebuah
kesepakatan sosial, sehingga sangsinya pun sangsi sosial.
Tekanan
untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabung dengan
suatu kelompok informal. Menggabungkan diri dengan suatu kelompok tidak sekedar
bergabung secara fisik dalam suatu
organisasi informal tersebut. Karena itu, organisasi informal sering muncul
dalam bentuk kelompok-kelompok yang tidak terlalu besar, karena syarat
keberterimaan sebagai bagian dari organisasi informal ini tidak hanya
keanggotaan dalam organisasi formalnya, tetapi lebih spesifik pada kesamaan
antar individu, apakah kesamaan asal daerah, agama, nilai yang dianut, hobi dan
lain sebagainya.
Kepemimpinan
informal dalam organisasi informal menjadi salah satu komponen yang kuat
mempengaruhi orang-orang dalam organisasi, bahkan memungkinkan melebihi
pengaruh pemimpin organisasi formal. Kepemimpinan dalam organisasi informal
sangat kuat mempengaruhi perilaku orang-orang karena inilah kepemimpinan yang
sesungguhnya, dimana seseorang dipatuhi bukan karena memiliki jabatan, tetapi
ada kelebihan yang secara alamiah mampu mempengaruhi orang lain tanpa paksaan.[5]
BAB III
PENGAKIRAN
A.
Simpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat kita tarik sebuah
kesimpulan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah Sebagai satu kemampuan dan
proses mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakan orang-orang lain yang ada
hubungan dengan pengembanga ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan
efisien di dalam pencapaian tujuan-tujuan
pendidikan.
Sedangkan sifat dan konsep kepemimpinan itu ada tiga tipe
pokok kepemimpinan yaitu: tipe otoriter, tipe laissez faire dan tipe demokrasi.
organisasi dapat
dipahami bahwa elemen-elemen yang terdapat dalam umumnya dalam organisasi
terdapat pula dalam organisasi pendidikan, contoh yang paling konkrit yang data
dikemukakan sebagai organisasi pendidikan adalah lembaga-lembaga pendidikan,
organisasi sekoah dan perguruan tinggi kususnya.
O’Connor .T.
mengungkapkan bahwa organisasi setidaknya harus memiliki empat komponen utama
yaitu: mission (misi), goals (tujuan), objectives (sasaran-sasaran), dan
behavior (perilaku).
Jenis-jenis organisasi pendidikan itu terbagi menjadi 2
bagian yaitu formal dan informal, dimana Struktur dalam organisasi formal
memperlihatkan unsur administratif yaitu
Kedudukan, Hirarki kekuasaan, kedudukan garis dan staf dan keberadaan
organisasi informal ini dapat dilihat dari tiga karakteristik, yaitu norma
perilaku, tekanan untuk menyesuaikan diri, dan kepemimpinan informal.
B. Penutup
Demikianlah materi yang
dapat kami sajikan dalam makalah ini; kita tahu bahwa di dalam dunia ini tidak
ada satupun yang sempurna, terutama makalah kami. Untuk itu kami mohon kritik
dan saran yang konstruktif untuk kebaikan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Danim, Sudarwan.2010. Kepemimpinan
Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suwandono,
Hadi. 2011. Organisasi Pendidikan. (Online),
(http://www.
hadisuwandono-bintang.blogspot.com/makalah-organisasi-pendidikan-. html)
diakses 20 April 2013
Wahab,
Abdul Azis. 2011. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta
[3]
Ibid, hlm.134-135
[4] Hadi Suwandono, Organisasi Pendidikan, http://www.hadisuwandono-bintang.blogspot.com/2011/01/makalah-organisasi-pendidikan-.html
diakses 20 April 2013
0 komentar:
Posting Komentar