368x60px

Labels

Blogger news

Senin, 06 Mei 2013

Makalah Kepemipinan dan Organisasi Pendidikan


KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI PENDIDIKAN

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas
mata kuliah manajemen pendidikan

                                    Dosen pembimbing     : Drs. Maswan, M.M.


Disusun Oleh Kelompok 3:
1. Ahmad Baedlowi (Ketua)
2. Ahmad Sholahuddin (Wakil Ketua)
3. Amalia Khasanah (Sekretaris 1)
4. Fathurin Taufana (Sekretaris 2)
5. Dewi Mustika (Bendahara)
 


INSTITUT ISLAM NAHDLATUL ULAMA’(INISNU)JEPARA
FAKULTAS TARBIYAH SEMESTER IV A
Jln.Taman Siswa No 9 Pekeng Tahunan Jepara
Kode Pos 59427, telp/FAX (0291)593132


KATA PENGANTAR
Rasa Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME. Karena limpahan rahmat dan hidayahnya kami bisa melaksanakan tugas sebagai insan, serta masih diberi kesempatan untuk mencari ilmu, sehingga kami bisa menulis serta menyelesaikan makalah Manajemen Pendidikan yang sederhana ini.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari Zaman Jahiliyah menuju Addinul Islam yang terang benderang.
Bergema seiring nada mengalunkan kata hati yang senantiasa mengungkapkan getaran jiwa, Penyusun dengan penuh kesadaran diri bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang kami miliki. Makalah ini kami beri judul Kepemimpinan dan Organisasi Pendidikan”, adalah sebagai sarana kami menuntut ilmu, serta guna memenuhi tugas  semester  4 Tahun Akademik 2012. Dan kami berterima kasih kepada Bapak Drs. Maswan, M.M., Selaku dosen pembimbing, serta semua pihak yang telah membantu kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan, kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam tulisan yang sederhana ini, serta masukan yang positif, saran dan kritik untuk kesempurnaan makalah ini, serta untuk menambah ilmu yang sangat kami harapkan.
Akhirnya kepada Illahi kita berharap dan berdo’a, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun umumnya bagi pembaca dan tercatat sebagai amal saleh dan menjadi motivator bagi kami. Amin …

Jepara, 24 April 2013
      Penulis
           ( Kelompok 3)



DAFTAR ISI

                                                                                                            Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................             i
KATA PENGANTAR....................................................................             ii
DAFTAR ISI...................................................................................              iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang................................................................              1
B.     Rumusan Masalah...........................................................              2
C.     Tujuan Penulisan.............................................................              2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.    Kepemimpinan Pendidikan
1.      Pengertian Kepemimpinan Pendidikan……….                 3
2.      Fungsi Kepemimpinan Pendidikan……………...                 3
3.      Tipe-Tipe Kepemimpinan Pendidikan…………..                 4
B.     Organisasi Pendidikan
1.      Organisasi dan Organisasi Pendidikan……………              5
2.      Aspek-Aspek Organisasi………………………….               6
3.      Jenis-Jenis Organisasi…………………………….                7
BAB III PENGAKIRAN
A.    Simpulan ………………………………………………              9
B.     Penutup ………………………………………………..              9

DAFATAR PUSTAKA ………………………………………….             10


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah. Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak berjalan kearah pencapaian tujuan organisasi. Guna menyikapi tantangan globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan tajam.

Sebuah sekolah adalah organisasi pendidikan yang kompleks dan unik, sehingga memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Untuk membantu para kepala sekolah di dalam mengorganisasikan sekolah secara tepat, diperlukan adanya satu esensi pemikiran yang teoretis, seperti kepala sekolah harus bisa memahami teori organisasi formal yang bermanfaat untuk menggambarkan kerja sama antara struktur dan hasil sekolah. Oleh sebab itu dikatakan bahwa” keberhasilan sekolah adalah sekolah yang memiliki pemimpin yang berhasil..

Masalah kepemimpinan pendidikan saat ini menunjukan kompleksitas, baik dari segi komponen manajemen pendidikan, maupun lingkungan yang mempengaruhi keberlangsungan suatu pendidikan. Persoalan yang muncul bisa sepontan, bisa berulang-ulang, makanya diperlukan interaksi yang kreatif dan dinamis antar kepala sekolah , guru dan siswa.

Keberhasilan pendidikan di sekolah juga sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana . Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.[1]

Dari beberapa hal diatas memungkinkan kami untuk mengkaji kepemimpinan dan organisasi pendidikan yang akan kami tuangkan dalam makalah ini.

B.     Rumusan Masalah

1.         Apa pengertian kepemimpinan pendidikan?
2.         Apa fungsi kepemimpinan pendidikan?
3.         Bagaimana tipe-tipe kepemimpinan pendidikan?
4.         Apa yang dimaksud dengan organisasi pendidikan?
5.         Apa jenis-jenis oraganisasi pendidikan?

C.    Tujuan Penulisan

1.    Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan pendidikan.
2.    Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan pendidikan.
3.    Untuk mengetahui tipe-tipe kepemimpinan pendidikan.
4.    Untuk mengetahui maksud organisasi pendidikan.
5.    Untuk mengetahui jenis-jenis oraganisasi pendidikan.















BAB II
KAJIAN PUSTAKA
KEPEMIMPINAN DAN ORGANISASI PENDIDIKAN

A.    KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

1.         Pengertian Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian ialah “pendidikan” yang mengandung arti lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung. Sedangkan pengertian “kepemimpinan” bersifat universal, berlaku dan terdapat dalam berbagai bidang kegiatan hidup manusia.

Secara umum “kepemimpinan” dapat dirumuskan sebagai kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian sesuatu maksud atau tujuan-tujuan tertentu.

Sedang Kata “pendidikan” menunjukkan arti yang dapat dilihat dari dua segi yaitu: pendidikan sebagai usaha atau proses mendidik dan mengajar seperti yang dikenal sehari-hari. Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah tentang hakekat dan kegiatan mendidik dan mengajar dari zaman ke zaman dan mengajar dengan segala cabang-cabangnya yang telah berkembang begitu luas dan mendalam.

Dari titik tolak itu dapatlah disimpulkan pengertian “kepemimpinan pendidikan” adalah sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakan orang-orang lain yang ada hubungan dengan pengembangan ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien di dalam pencapaian tujuan-tujuan  pendidikan.
2.      Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Fungsi utama pemimpin pendidikan antara lain adalah sebagai berikut:
a.       Pemimpin membantu terciptanya suasana persaudaraan, kerja sama dengan penuh rasa kebebasan.
b.      Pemimipin membantu kelompok untuk mengorganisir diri yaitu ikut serta dalam memberikan rangsangan dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan menjeaskan tujuan.
c.       Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur kerja, yaitu membantu kelompok dalam menganalisis situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis dan efektif.
d.      Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan bersama dengan kelompok. Pemimimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari pengalaman. Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara jujur dan objektif.
e.       Pemimpin bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mempertahankan eksistensi organisasi.[2]
3.      Tipe-Tipe Kepemimpinan Pendidikan
Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dan kekuasaaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap kepemimpinan, sifat dan kegiatan yang dikembangkan dalam lembaga pendidikan yang akan dipimpinnya sehingga akan mempengaruhi  kualitas hasil kerja yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut.
Berdasarkan konsep, sifat, sikap, dan  cara-cara pemimpinan tersebut melakukan dan mengembangkan kegiatan kepemimpinan dalam lingkungan kerja yang dipimpinnya, maka ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu: tipe otoriter, tipe laissez faire dan tipe demokrasi.
a.       Tipe otoriter (the autocratic style of leadership)
Pada kepemimpinan yang otoriter, semua kebijakan atau “policy” dasar ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada bawahannya. Semua perintah, pemberian tugas dilakukan tanpa mengadakan konsultasi sebelumnya dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin otoriter berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya. Dia bekerja sungguh-sungguh, belajar keras, tertib dan tidak boleh dibantah.
b.      Tipe Laissez faire (laissez-faire style of leadership)
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimin sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.
Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. Kekuasaan dan tanggung jawab tersimpang siur, berserakan secara tidak merata diantara anggota kelompok. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan bentrokkan. Tingkat keberhasian organisasi atau lembaga semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin. Stuktur organisasinya tidak jelas dan kabur, segala kegiatan tersebut dilakukan tanpa rencana dan tanpa pengawasan dari pemimpin.
c.       Tipe demokratis (demokratic style of leadership)
Dalam tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin selalu mengikut sertakan seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil keputusan, kepala sekolah yang bersifat demikian akan selalu menghargai pendapat anggota/guru-guru yang ada dibawahnya dalam rangka membina sekolahnya.[3]
B.     ORGANISASI PENDIDIKAN
1.    Organisasi dan Organisasi Pendidikan
Organisasi didefinisikan secara beragam oleh berbagai ahli. Variasi definisi didasarkan pada sudut pandang dan waktu ahli ketika mendefinisikan.perkembangan kajian organisasi dari organisasi sederhana mengarah pada pola organisasi yang kompleks yang dicirikan oleh konektifitas organisasi yang tidak terbatas antara unit-unit organisasi dengan lingkungannya.
Gibson, Ivancevich, dan Donnelly mendefinisikan organisasi sebagai “wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri”.lebih lanjut ketiganya menyebutkan bahwa organisasi adalah suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang berfungsi mencapai suatu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran. Definisi ini menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan bersama secara lebih efektif dan efisien melalui koordinasi antar unit organisasi.
Stephen P.Robbins mendefinisikan organisasi: “Kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat didefinisikan, yang bekerja atas dasar yang relatif, dalam mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan”.
Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa organisasi itu adalah sebagai berikut: “suatu sistem interaksi antar orang yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana sistem tersebut memberikan arahan perilaku bagi anggota organisasi.
Dari pengertian tentang organisasi tersebut dapat dipahami bahwa elemen-elemen yang terdapat dalam umumnya dalam organisasi terdapat pula dalam organisasi pendidikan, contoh yang paling konkrit yang data dikemukakan sebagai organisasi pendidikan adalah lembaga-lembaga pendidikan, organisasi sekoah dan perguruan tinggi kususnya.
2.        Aspek-Aspek Organisasi
Aspek-aspek organisasi adalah komponen-komponen yang harus ada dalam suatu organisasi.keberadaan komponen ini sebagai pilar dari suatu organisasi.artinya jika salah satu komponen tidak berfungsi,maka organisasi tidak akan berjalan. Dalam pandangan sistem organisasi mengalami enthropi, yaitu kondisi dimana organisasi dikategorikan hancur (dalam tanaman digambarkan sebagai kondisi kayu).
O’Connor .T. mengungkapkan bahwa organisasi setidaknya harus memiliki empat komponen utama yaitu: mission (misi), goals (tujuan), objectives (sasaran-sasaran), dan behavior (perilaku).
Mission adalah alasan utama keberadaan organisasi. Goals adalah tujuan-tujuan umum atau tujuan divisi-divisi fungsional organisasi yang dihubungkan dengan stake holder organisasi. Objektives adalah hasil/sasaran yang spesifik, terukur dan terkait dengan tujuan. Seperti peningkatan nilai Ujian Nasional (UN) sebesar 0,5 dalam waktu satu tahun kedepan. Sasaran ini biasanya mencantumkan batasan waktu dan siapa yang bertanggungjawab atas sasaran tersebut. Behavior mengacu kepada produktifitas dari tugas-tugas rutin pegawai. Pertanggungjawaban perilaku dalam pencapaian tujuan merupakan fungsi personalia. Dalam kebanyakan desain organisasi formal, komunikasi berada diantara perilaku dan tujuan.[4]
3.      Jenis-Jenis Organisasi
a.       Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama antara organisasi formal dan informal. Struktur dalam organisasi formal dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggungjawab kepada personil dan untuk membangun hubungan tertentu diantara orang-orang pada berbagai kedudukan.sekolah dasar merupakan contoh sebuah organisasi formal.
Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsur administratif berikut:
1)      Kedudukan. Struktur menggambarkan letak/posisi setiap orang dalam organisasi tanpa terkecuali.
2)      Hirarki Kekuasaan, struktur digambarkan suatu rangkaian hubungan antara satu orang dengan orang lainnya dalam suatu organisasi. Rangkaian hubungan ini mencerminkan suatu hirarki kekuasaan yang inheren dalam setiap kedudukan.
3)      Kedudukan garis dan staf. Organisasi garis menegaskan struktur pengambilan keputusan, jalan permohonan dan saluran komunikasi rsemi untuk melaporkan informasi dan mengeluarkan instruksi, perintah dan petunjuk pelaksanaan. Kedudukan garis adalah kedudukan yang diserahi kekuasaan administratif umum dalam arus langsung dari tempat paling atas ke tempat yang paling bawah. Kedudukan staf mewakili keahlian-keahlian khusus yang diperlukan bagi berfungsinya kedudukan garis tertentu dengan pasti.
b.      Organisasi Informal
Keberadaan organisasi informal ini dapat dilihat dari tiga karakteristik, yaitu norma perilaku, tekanan untuk menyesuaikan diri, dan kepemimpinan informal.
Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok (orang-orang dalam organisasi) dalam sebuah kesepakatan sosial, sehingga sangsinya pun sangsi sosial.
Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabung dengan suatu kelompok informal. Menggabungkan diri dengan suatu kelompok tidak sekedar bergabung secara fisik dalam  suatu organisasi informal tersebut. Karena itu, organisasi informal sering muncul dalam bentuk kelompok-kelompok yang tidak terlalu besar, karena syarat keberterimaan sebagai bagian dari organisasi informal ini tidak hanya keanggotaan dalam organisasi formalnya, tetapi lebih spesifik pada kesamaan antar individu, apakah kesamaan asal daerah, agama, nilai yang dianut, hobi dan lain sebagainya.
Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah satu komponen yang kuat mempengaruhi orang-orang dalam organisasi, bahkan memungkinkan melebihi pengaruh pemimpin organisasi formal. Kepemimpinan dalam organisasi informal sangat kuat mempengaruhi perilaku orang-orang karena inilah kepemimpinan yang sesungguhnya, dimana seseorang dipatuhi bukan karena memiliki jabatan, tetapi ada kelebihan yang secara alamiah mampu mempengaruhi orang lain tanpa paksaan.[5]









BAB III
PENGAKIRAN

A.    Simpulan
Dari pembahasan di atas maka dapat kita tarik sebuah kesimpulan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah Sebagai satu kemampuan dan proses mempengaruhi, mengkoordinir dan menggerakan orang-orang lain yang ada hubungan dengan pengembanga ilmu pendidikan dan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, supaya kegiatan-kegiatan yang dijalankan dapat lebih efektif dan efisien di dalam pencapaian tujuan-tujuan  pendidikan.
Sedangkan sifat dan konsep kepemimpinan itu ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu: tipe otoriter, tipe laissez faire dan tipe demokrasi.
organisasi dapat dipahami bahwa elemen-elemen yang terdapat dalam umumnya dalam organisasi terdapat pula dalam organisasi pendidikan, contoh yang paling konkrit yang data dikemukakan sebagai organisasi pendidikan adalah lembaga-lembaga pendidikan, organisasi sekoah dan perguruan tinggi kususnya.
O’Connor .T. mengungkapkan bahwa organisasi setidaknya harus memiliki empat komponen utama yaitu: mission (misi), goals (tujuan), objectives (sasaran-sasaran), dan behavior (perilaku).
Jenis-jenis organisasi pendidikan itu terbagi menjadi 2 bagian yaitu formal dan informal, dimana Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsur administratif yaitu Kedudukan, Hirarki kekuasaan, kedudukan garis dan staf dan keberadaan organisasi informal ini dapat dilihat dari tiga karakteristik, yaitu norma perilaku, tekanan untuk menyesuaikan diri, dan kepemimpinan informal.
B.     Penutup
Demikianlah materi yang dapat kami sajikan dalam makalah ini; kita tahu bahwa di dalam dunia ini tidak ada satupun yang sempurna, terutama makalah kami. Untuk itu kami mohon kritik dan saran yang konstruktif untuk kebaikan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan.2010.  Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Suwandono, Hadi. 2011. Organisasi Pendidikan. (Online), (http://www. hadisuwandono-bintang.blogspot.com/makalah-organisasi-pendidikan-. html) diakses 20 April 2013
Wahab, Abdul Azis. 2011.  Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta








     [1] Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 50.
     [2] Abdul Azis Wahab, Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm.132-133.
[3] Ibid, hlm.134-135
     [4] Hadi Suwandono, Organisasi Pendidikan, http://www.hadisuwandono-bintang.blogspot.com/2011/01/makalah-organisasi-pendidikan-.html diakses 20 April 2013
     [5] Op.Cit, hlm.9-12



0 komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text

 
Blogger Templates